Nama : Lukmana
NPM : 2A213279
Kelas : 1EB24
PERBANDINGAN
TINGKAT KESEJAHTRAAN SETIAP PROPINSI DI INDONESIA
NO
|
Provinsi
|
Tingkat kemiskinan
|
Tingkat Pengangguran
|
1
|
Jawa
barat
|
Jumlah
penduduk miskin di jawa barat pada bulan september 2013 sebesar 4.382.648
orang (9,61persen).
|
Badan
Pusat Statistik menempatkan Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi dengan
tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi ketiga, setelah Banten dan DKI Jakarta, yakni 8,90%. Peringkat ini
tidak mengalami perbaikan sejak setahun lalu meski angkanya turun dari
9,78%.(2013)
|
2
|
Jawa
Tengah
|
jumlah
penduduk miskin di Jateng per September 2013 sebanyak 4,705 juta jiwa (14,44
persen dari total penduduk)
|
jumlah
angkatan
kerja
sebanyak 16.610.167 orang. Jumlah yang
terserap
bekerja sebanyak 15.401.496 orang (
92,72%)
dan yang tidak terserap sebanya
k
1.208.671
orang (7,28%).
|
3
|
Jawa
Timur
|
Data
Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September
2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di jawa timur
sebesar 12,73%.
|
Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur menyatakan
tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 berhasil diturunkan sampai 0,12
persen dari semula 4,12 persen pada 2012 menjadi 4 persen pada 2013.
|
4
|
Jakarta
|
Jumlah
penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2013 sebesar 375,70 ribu
orang (3,72 %).
|
jumlah
pengangguran terbuka menurut BPS pada bulan agustus 2013 berjumlah 7,39 juta
orang (6,25%)
|
5
|
Banten
|
Data
Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September
2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di Banten sebesar
5,89 %.
|
Jumlah
pengangguran di Provinsi Banten yang sementara ini masih cukup besar pada
bulan september tahun 2013, yaitu mencapai 9,90 %
|
Perbandingan
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September
2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di seluruh provinsi
tingkat kesejahtraan setiap provinsi sangant jelas Dimana tingkat kemiskinan
paling tertinggi di alami oleh provinsi jawa tengah sebesar 14.44 persen. Dan
tingkat kemiskinan paling rendah di alami oleh provinsi DKI jakarta. Sedangkan
untuk tingkat pengangguran tertinggi di alami oleh provinsi jawa barat di
bandingkan oleh provisi lain, walaupun triggkat pengangguran semakin menurun
setiap tahunnya. Dan provinsi yang paling rendah tinggakat pengangguran nya
adalan provinsi jakarta.
Pada
kurun waktu 2005–2011 kontribusi PDRB provinsi-provinsi di Kawasan Barat
Indonesia masih mendominasi dengan rata-rata kontribusi PDRB terhadap PDB
Indonesia sebesar 92,12%. berdasarkan data yang ada. Jika
dibandingkan dengan rata-rata kontribusi PDRB provinsi-provinsi di Kawasan
Timur Indonesia yang masih dibawah 7,89% maka terdapat perbedaan yang cukup
jauh. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun perekonomian provinsi-provinsi
di wilayah timur Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi tetap
terdapat ketimpangan antara wilayah KBI dan KTI. Ketmpangan ini
berdampak pada ketimpangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat antara
daerah-daerah diwilayah KBI dan KTI. - See more at:
http://bpkadnabire.net/article/id/533/perbedaan-pendapatan-antar-provinsi-di-kawasan-timur-indonesia#sthash.7oPmRl7t.dpuf
Di
bidang pendidikan. ketimpangan gender masih cukup menonjol terutama pada
jenjang pendidikan SMU ke atas. Sementara itu untuk pendidikan SD –SLTP, secara
umum, sudah mulai seimbang. Hal itu dimungkinkan karena kesempatan untuk
mengikuti pendidikan bagi anak perempuan sudah terbuka melalui program wajib
belajar 9 tahun. Kondisi itu tampak dari semakin kecilnya perbedaan persentase
anak laki-laki dan perempuan yang tamat SD dan SLTP pada tahun 2000, yaitu :
29,2% : 29.4% dan 13,8% : 13,1%. Semakin tinggi jenjang pendidikan, perbedaan
persentase perempuan yang tamat lebih kecil dibandingkan dengan prosentase
laki-laki. Pada jenjang pendidikan SMU ke atas, persentase laki-laki dan
perempuan yang tamat, yaitu: 32,1% : 21,0%. ( Halif dan Arjani, 2001). Yang
lebih menyedihkan lagi adalah penduduk perempuan yang tidak pernah bersekolah
dan buta huruf jumlahnya lebih dua kali lipat daripada penduduk laki-laki ( 7,3
: 2,4%). Hal itu merupakan indikasi bahwa tingkat buta huruf di kalangan
penduduk perempuan di Jawa Timur masih cukup tinggi dan ini sekaligus
menggambarkan bahwa kualitas sumberdaya manusia, khususnya perempuan masih
relatif rendah. Ketimpangan gender di bidang pendidikan seperti ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain, pertama; adanya sistem budaya patrilineal
yang memunculkan stereotipi jender bahwa perempuan tidak perlu sekolah
tinggi-tinggi karena pada akhirnya anak perempuan akan diambil oleh orang lain
dan akan bertugas di dapur, Kedua, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin
terbatas jumlah sarana pendidikan yang tersedia. Sarana pendidikan SLTA/PT,
umumnya, masih terkonsentrasi di kota kabupaten/provinsi. Oleh karena itu,
seringkali orang tua enggan untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah yang jauh dari
desanya. Ketiga, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula biaya
yang diperlukan. Oleh karena itu, bagi keluarga yang tingkat ekonominya
terbatas akan lebih memprioritaskan biaya pendidikan bagi anak laki-lakinya.
NO
|
Provinsi
|
Tingkat kemiskinan
|
Tingkat pengangguran
|
1
|
Kalimantan
Barat
|
Jumlah penduduk miskin (penduduk
yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Barat pada
bulan Maret 2011 sekitar 380.110
orang (8,60 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan
Maret 2010 yang berjumlah 428.760
orang (9,02 persen), berarti berkurang sekitar 48.650 orang atau
mengalami penurunan 0,42 persen.
|
Jumlah pekerja dengan status
pekerjaan
sebagai buruh/karyawan/p
egawai sebesar 567
ribu orang (26,41 %), perja tak dibayar/ke
luarga sebanyak 582 ribu orang
(27,1 %),
dan berusaha sendiri 376 ribu
orang atau 17,5 persen
|
2
|
Maluku
|
Angaka kemiskinan perbulan maret
2013 provinsi maluku kini berada di titik 18.50 persen turun dari presentasi
20.79 persen. Jadi ada sekitar 2.29 persen dalam satu tahun dari maret 2012
hingaga maret tahun 2013
|
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertambahan angkatan kerja
di Maluku berhasil diimbangi dengan pertambahan jumlah warga masyarakat yang
bekerja, masing – masing 30.000 orang. Sementara itu, jumlah orang masuk kategori pengangguran terbuka berhasil direm menjadi hanya 48.070 orang. |
3
|
Sumatra
Barat
|
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini
pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di
Sumatra Barat sebesar 7,56 %.
|
Tingkat pengangguran terbuka menunjukan tren yang meningkat dari 6,45
persen pada agustus 2011 menjadi 6,52 persen pada agustus 2012 dan mencapai
angka 6,99 persen pada agustus 2013 |
4
|
Riau
|
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis
Kemiskinan) di riau pada bulan September 2013
sebesar 522,53 Ribu orang (8,42 persen).
|
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus
2013 mencapai 2.625.848 orang. Jika dibandingkan dengan total penduduk usia
15 tahun keatas yang berjumlah 4.127.474 orang, maka Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Riau sebesar 63,62 persen |
5
|
Bengkulu
|
Jumlah penduduk miskin di bengkulu pada bulan September 2013 sebesar
320,41 ribu orang (17,75%).
|
Jumlah tingkat pengangguran pada provinsi bengkulu mencapai 7,39 juta
orang (6,25%) (BPS, Sakernas Agustus 2013) |
Ketimpangan
jelas sangat terasa antara indonesia bagian barat dengan indonesia bagian timur
dimana ketimpangan kemiskinan dan pengangguran terjadi dikarena pertumbuhan
indonesia tidak merata namun dilihat dari perkembangan nya mulain ada
perkembangan nya walaupun besaran perkembangannya tidak signitifikan. Hal ini
teraji di karena sistemnya tidak berjalan dengan baik.oleh karena itu harus ada
tindak lanjut agar ketimpangan tidak terjadi lagi.
Sedangkan untuk menanggulangi
tingkat pengangguran yaitu dengan, memperluas kesempatan kerja, dengan membuka
lapangan kerja baru, baik di bidang pertanian, industri, perdagangan, maupun
jasa, Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para lulusan sudah siap pakai
untuk menjadi tenaga yang terampil, Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan
memberikan pendidikan keterampilan melalui pendidikan formal dan nonformal,
Mendorong tumbuh kembangnya usaha-usaha atau industry rumah tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar