Senin, 28 April 2014

PENDAPATAN NASIONAL



Nama  : Lukmana
NPM    : 2A213279
Kelas   : 1EB24

PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTRAAN SETIAP PROPINSI DI INDONESIA

NO
Provinsi
Tingkat kemiskinan
Tingkat Pengangguran
1
Jawa barat
Jumlah penduduk miskin di jawa barat pada bulan september 2013 sebesar 4.382.648 orang (9,61persen).

Badan Pusat Statistik menempatkan Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi ketiga, setelah Banten dan DKI Jakarta, yakni 8,90%. Peringkat ini tidak mengalami perbaikan sejak setahun lalu meski angkanya turun dari 9,78%.(2013)
2
Jawa Tengah
jumlah penduduk miskin di Jateng per September 2013 sebanyak 4,705 juta jiwa (14,44 persen dari total penduduk)
jumlah angkatan
kerja sebanyak 16.610.167 orang. Jumlah yang
terserap bekerja sebanyak 15.401.496 orang (
92,72%) dan yang tidak terserap sebanya
k
1.208.671 orang (7,28%).

3
Jawa Timur
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di jawa timur sebesar 12,73%.
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur menyatakan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2013 berhasil diturunkan sampai 0,12 persen dari semula 4,12 persen pada 2012 menjadi 4 persen pada 2013.
4
Jakarta
Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2013 sebesar 375,70 ribu orang (3,72 %).
jumlah pengangguran terbuka menurut BPS pada bulan agustus 2013 berjumlah 7,39 juta orang (6,25%)
5
Banten
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di Banten sebesar 5,89 %.
Jumlah pengangguran di Provinsi Banten yang sementara ini masih cukup besar pada bulan september tahun 2013, yaitu mencapai 9,90 %


Perbandingan Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di seluruh provinsi tingkat kesejahtraan setiap provinsi sangant jelas Dimana tingkat kemiskinan paling tertinggi di alami oleh provinsi jawa tengah sebesar 14.44 persen. Dan tingkat kemiskinan paling rendah di alami oleh provinsi DKI jakarta. Sedangkan untuk tingkat pengangguran tertinggi di alami oleh provinsi jawa barat di bandingkan oleh provisi lain, walaupun triggkat pengangguran semakin menurun setiap tahunnya. Dan provinsi yang paling rendah tinggakat pengangguran nya adalan provinsi jakarta.
Pada  kurun waktu 2005–2011 kontribusi PDRB provinsi-provinsi di Kawasan Barat Indonesia masih mendominasi dengan rata-rata kontribusi PDRB terhadap PDB Indonesia sebesar 92,12%. berdasarkan data yang ada.   Jika dibandingkan dengan rata-rata kontribusi PDRB provinsi-provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang masih dibawah 7,89% maka terdapat perbedaan yang cukup jauh.  Hal ini menunjukkan bahwa walaupun perekonomian provinsi-provinsi di wilayah timur Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi tetap terdapat  ketimpangan antara wilayah KBI dan KTI. Ketmpangan ini  berdampak pada ketimpangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat antara daerah-daerah diwilayah KBI dan KTI. - See more at: http://bpkadnabire.net/article/id/533/perbedaan-pendapatan-antar-provinsi-di-kawasan-timur-indonesia#sthash.7oPmRl7t.dpuf

Di bidang pendidikan. ketimpangan gender masih cukup menonjol terutama pada jenjang pendidikan SMU ke atas. Sementara itu untuk pendidikan SD –SLTP, secara umum, sudah mulai seimbang. Hal itu dimungkinkan karena kesempatan untuk mengikuti pendidikan bagi anak perempuan sudah terbuka melalui program wajib belajar 9 tahun. Kondisi itu tampak dari semakin kecilnya perbedaan persentase anak laki-laki dan perempuan yang tamat SD dan SLTP pada tahun 2000, yaitu : 29,2% : 29.4% dan 13,8% : 13,1%. Semakin tinggi jenjang pendidikan, perbedaan persentase perempuan yang tamat lebih kecil dibandingkan dengan prosentase laki-laki. Pada jenjang pendidikan SMU ke atas, persentase laki-laki dan perempuan yang tamat, yaitu: 32,1% : 21,0%. ( Halif dan Arjani, 2001). Yang lebih menyedihkan lagi adalah penduduk perempuan yang tidak pernah bersekolah dan buta huruf jumlahnya lebih dua kali lipat daripada penduduk laki-laki ( 7,3 : 2,4%). Hal itu merupakan indikasi bahwa tingkat buta huruf di kalangan penduduk perempuan di Jawa Timur masih cukup tinggi dan ini sekaligus menggambarkan bahwa kualitas sumberdaya manusia, khususnya perempuan masih relatif rendah. Ketimpangan gender di bidang pendidikan seperti ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, pertama; adanya sistem budaya patrilineal yang memunculkan stereotipi jender bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena pada akhirnya anak perempuan akan diambil oleh orang lain dan akan bertugas di dapur, Kedua, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin terbatas jumlah sarana pendidikan yang tersedia. Sarana pendidikan SLTA/PT, umumnya, masih terkonsentrasi di kota kabupaten/provinsi. Oleh karena itu, seringkali orang tua enggan untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah yang jauh dari desanya. Ketiga, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula biaya yang diperlukan. Oleh karena itu, bagi keluarga yang tingkat ekonominya terbatas akan lebih memprioritaskan biaya pendidikan bagi anak laki-lakinya.

NO
Provinsi
Tingkat kemiskinan
Tingkat pengangguran
1
Kalimantan Barat
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Barat pada
bulan Maret 2011 sekitar 380.110 orang (8,60 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan
Maret 2010 yang berjumlah 428.760 orang (9,02 persen), berarti berkurang sekitar 48.650 orang atau
mengalami penurunan 0,42 persen.

Jumlah pekerja dengan status pekerjaan
sebagai buruh/karyawan/p
egawai sebesar 567
ribu orang (26,41 %), perja tak dibayar/ke
luarga sebanyak 582 ribu orang (27,1 %),
dan berusaha sendiri 376 ribu orang atau 17,5 persen

2
Maluku
Angaka kemiskinan perbulan maret 2013 provinsi maluku kini berada di titik 18.50 persen turun dari presentasi 20.79 persen. Jadi ada sekitar 2.29 persen dalam satu tahun dari maret 2012 hingaga maret tahun 2013
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertambahan angkatan kerja di Maluku berhasil diimbangi dengan pertambahan jumlah warga masyarakat yang bekerja, masing – masing 30.000 orang.
Sementara itu, jumlah orang masuk kategori pengangguran terbuka berhasil direm menjadi hanya 48.070 orang.

3
Sumatra Barat
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini pada September 2013 menunjukkan persentase penduduk miskin kota dan desa di Sumatra Barat sebesar 7,56 %.
Tingkat pengangguran terbuka menunjukan tren yang meningkat dari 6,45 persen pada agustus 2011 menjadi 6,52 persen pada agustus 2012 dan mencapai angka 6,99 persen pada agustus 2013
4
Riau
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di riau pada bulan September 2013 sebesar 522,53 Ribu orang (8,42 persen).
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2013 mencapai 2.625.848 orang. Jika dibandingkan dengan total penduduk usia 15 tahun keatas yang berjumlah 4.127.474 orang, maka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Riau sebesar 63,62 persen
5
Bengkulu
Jumlah penduduk miskin di bengkulu pada bulan September 2013 sebesar 320,41 ribu orang (17,75%).
Jumlah tingkat pengangguran pada provinsi bengkulu mencapai 7,39 juta orang (6,25%) (BPS, Sakernas Agustus 2013)

Ketimpangan jelas sangat terasa antara indonesia bagian barat dengan indonesia bagian timur dimana ketimpangan kemiskinan dan pengangguran terjadi dikarena pertumbuhan indonesia tidak merata namun dilihat dari perkembangan nya mulain ada perkembangan nya walaupun besaran perkembangannya tidak signitifikan. Hal ini teraji di karena sistemnya tidak berjalan dengan baik.oleh karena itu harus ada tindak lanjut agar ketimpangan tidak terjadi lagi.
Sedangkan untuk menanggulangi tingkat pengangguran yaitu dengan, memperluas kesempatan kerja, dengan membuka lapangan kerja baru, baik di bidang pertanian, industri, perdagangan, maupun jasa, Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para lulusan sudah siap pakai untuk menjadi tenaga yang terampil, Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan memberikan pendidikan keterampilan melalui pendidikan formal dan nonformal, Mendorong tumbuh kembangnya usaha-usaha atau industry rumah tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar